Selasa, 25 April 2017

Taruna PKTJ Melaksanakan Makan Pagi, Siang dan Malam Menjujung Tinggi Nilai Kebersihan

Taruna Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) Tegal mempunyai beberapa kegiatan dalam tiap harinya. Salah satu kegiatan yang wajib dilakukan adalah makan pagi, makan siang dan makan malam.

Dalam pelaksanaannya makan pagi, siang ataupun malam itu sama, antara lain:

1. Taruna PKTJ duduk sesuai tempat dan memulai tuk persiapan makan yang dikomandai oleh pejabat piket harian.


2. Setelah persiapan makan usai, dilanjutkan oleh sikap duduk siap, laporan dan doa yang dipimpin oleh pejabat piket harian dan dilaporkan kepada Komandan Batalyon dengan izin dari piket Pelatih.

3. Setelah dipimpin doa dan diistrahatkan, Taruna PKTJ dipersilahkan untuk menikmati hidangan makanan yang sudah disajikan ketika persiapan makan tadi.

4. Setelah makan usai, piring dan gelas dirapikan dan dikondisikan agar meja makan terlihat rapi dan bersih, semua kegiatan dan pelaksanaan ketika makan harus dilaksanakan dalam keadaan bersih. Setelah semua terlihat bersih, dilanjutkan sikap duduk siap, laporan dan ditutup oleh doa dan diistirahatkan.

Demikian salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh Taruna PKTJ Tegal, dimana kita didik harus bisa dan terlatih untuk memilki jiwa bersih dalam hidup kita.

 
 


Sabtu, 22 April 2017

DRUM BAND PKTJ (POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN) TAMPIL MEMUKAU DIHADAPAN RIBUAN MASYARAKAT KOTA TEGAL


Pada malam minggu kemarin tepatnya Sabtu, 22 April 2017 pukul 19.30 WIB, Drum Band Gita Bahana Transjaya PKTJ ini tampil memukau dan menarik dihadapan Walikota Tegal dan ribuan masyrakat Kota Tegal yang menyaksikannya. Dalam acara yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota Tegal yaitu Tegal Pesisir Karnaval VI 2017, Gita Bahana Transjaya tampil lengkap dengan berangotakan 302 Taruna.


Banyak atraksi yang ditampilkan selama parade yang dilaksanakan pada malam kemaren yang dimulai dari Balai Kota Lama. Pada divisi personel tertentu menampilkan atraksinya dengan mengeksplorasi seluruh kemampuannya. Walaupun dengan guyuran hujan Drum Band ini tetap semangat untuk unjuk gigi dan melanjutkan parade hingga selesai di alun-alun Kota Tegal.


Drum Band Gita Bahana Transjaya itu sendiri merupakan generasi baru yang terdiri dari dua tingkat yakni tingkat 1 dan tingkat 2. Keberhasilan penampilan Drum Band ini tak luput dari budaya regenerasi dari kakak kelasnya. Latihan yang rutin oleh Bapak Fatur yang notabene sebagai pelatih menumbuhkan jiwa disiplin dan bertanggung jawab pada Taruna PKTJ. Bapak Fatur memberi masukan kepada personil Gita Bahana Transjaya bawasannya masih banyak pekerjaan rumah dalam penampilan perdana generasi baru ini, sangat perlu meningkatkan kedisiplinan dalam berlatih dan etos yang tinggi dalam berlatih.


Dengan usaha kerja keras, latihan dengan penuh ketekunan dan tak kenal waktu pada akhirnya Drum Band Gita Bahana Transjaya PKTJ Tegal sukses memberikan sumbangsi dan sukses dalam memeriahkan acara Tegal Pesisir Karnaval VI 2017.
 

Untuk kedepan, semoga ini menjadi awal yang baik dalam penampilan generasi baru Drum Band Gita Bahana Transjaya PKTJ dan tentunya ditunggu aksi-aksi kalian yang lebih baik, kreatif dan lebih berkembang untuk penampilan-penampilan selanjutnya.


Kamis, 20 April 2017

SURVEI INVENTARISASI JALAN MKTJ B Semester 2



Pemecahan masalah lalulintas dapat saja dilakukan dengan perasaan/akalsehat, atau dengan  naluri, atau dengan meminta pendapat tenaga profesional.Tetapi, pemecahan-pemecahan dengan cara tersebut tidak dapat dibandingkan secara akurat tanpa mengadakan evaluasi kuantitatif.Permasalahan-permasalahan di bidang lalulintas baru dapat dikenali dengan baik jika kita mempunyai data dan informasi yang cukup. Oleh karena itu perlu dilakukannya survei lalu lintas untuk memperoleh data yang akurat. Tujuan dari survei lalu lintas sendiri adalah Mengumpulkan data/informasi mengenai karakteristik system lalulintas dan mengidentifikasi permasalahan yang ada sehubungan dengan desain dan pengoperasian system lalulintas serta mengetahui penyebabnya. Adapun manfaat dari survei ini adalah :
   a. Memberikan dasar untuk perencanaan dan desain fasilitas/prasarana lalulintas;
   b. Membantu dalam pengoperasian lalulintas dengan mengidentifikasikan kebutuhan fasilitas lalu lintas;
   c. Menentukan karakteristik dasar lalulintas, pergerakan dan angkutan.

Survei Inventarisasi Jalan
Apa yang ada di sana, seperti sarana dan prasarana,perlengkapan lalulintas  dan fasilitas angkutan umum.
Pengumpulan Data Primer
Survei primer yang perlu dilakukan antara lain :
a.Survei Kondisi Fisik Jalan
Survei ini dilakukan untuk menginventarisasi kondisi fisik jalan pada lokasiwilayah studi. Kondisi fisik jalan yang disurvei diantaranya meliputi data:kondisi geometrik jalan, kondisi perkerasan serta kondisi lingkungan(pemanfaatan lahan) disekitar jalan.
b.Survei Kondisi Visual Jalan
Dilakukan pengambilan gambar dengan foto digital pada setiap ruas jalan,simpang dan jembatan.Dilakukan pengukuran koordinat geografis (dalamlintang dan bujur) dengan GPS, pada awal dan akhir ruas (simpang) sebagaibagian dari ground check untuk konfirmasi/validasi peta dasar.
Survei inventarisasi merupakan survei untuk mengumpulkan data mengenai dimensi dan geometrik jalan, antara lain:
  • panjang ruas jalan;
  • lebar jalan;
  • jumlah lajur lalu lintas;
  • lebar bahu jalan;
  • lebar median;
  • lebar trotoar;
  • lebar drainase,
  • alinyemen horisontal;
  • alinyemen vertikal.
  • rambu-rambu lalulintas;
  • marka jalan;
  • alat pemberi isyarat lalulintas (APILL);
Alat pengendali pemakai jalan, terdiri dari: alat pembatas kecepatan dan alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan
Fasilitas pendukung kegiatan lalulintas dan angkutan jalan terdiri dari:
1) fasilitas pejalan kaki, mencakup :
            a) trotoar;
            b) tempat penyeberangan yang dinyatakan dengan marka jalan dan/ataurambu-rambu;
            c) jembatan penyeberangan;
            d) terowongan penyeberangan.
2) parker pada badan jalan;
3) halte;
4) tempat istirahat;
5) penerangan jalan.
Dari data yang kita survei maka akan diketahui potongan melintang dari suatu jalan
           

 
Hasil dari Survei intventarisasi jalan untuk Evaluasi, Rekomendasi,Perencanaan



Selasa, 18 April 2017

Taruna PKTJ Belajar TOEFL untuk Menatap Masa Depan "Go International"

TOEFL, atau singkatan dari Test of English as a Foreign Language (atau terjemahannya, Tes Bahasa Inggris sebagai sebuah Bahasa Asing), adalah ujian bahasa Inggris untuk persyaratan kuliah dan/atau bekerja di dalam negeri atau di luar negeri, terutama di negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar mereka. Bayangkan apabila kita sebagai Taruna Transportasi dan ketika lulus nanti menjadi Perwira Transportasi yang ingin melanjutkan kuliah atau bekerja di luar negri tidak memiliki sertifikat TOEFL. Oleh karena itu, Taruna Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) Tegal semester VI wajib mengikuti pelajaran tambahan pada siang hari yaitu pelajaran TOEFL. TOEFL itu sendiri memiliki beberapa jenis yang di keluarkan oleh ETS (English Testing Service), yaitu:
           1. PBT (Paper Based Test)
           2. TOEFL CBT (Computer Based Test)
           3. TOEFL IBT (Internet Based Test) TOEFL
Perbedaan antara ketiganya adalah sebagai berikut:
1. PBT atau Paper-Based Test (yang sekarang dihapus. Kalau pun masih ada, jarang sekali yang masih menggunakannya dan itu pun hanya untuk latihan. Secara internasional PBT tidak bisa dipakai untuk melamar kerja dan/atau kuliah di luar negeri.). Adalah jenis tes TOEFL yang berbasis pada kertas atau dengan kata lain jenis TOEFL ini menggunakan kertas sebagai sarana atau alat selama tes berlangsung. TOEFL ini baru pertama kali dikenal oleh masyarakat dunia adalah pada tahun 1964 dan sudah dijadikan salah satu bentuk tes kemampuan bahasa pada waktu itu. Setelah perkembangan zaman, secara Internasional jenis TOEFL ini sudah jarang ditemui. Namun masih ada beberapa negara yang masih menggunakan TOEFL PBT untuk menguji kemampuan bahasa Inggris, salah satu negara tersebut adalah Indonesia. Total sekitar ada 60 lembaga yang tersebar di 48 kota besar di Indonesia yang menyelenggarakan tes TOEFL PBT. Di Indonesia TOEFL PBT juga biasa dikenal sebagai TOEFL ITP atau Institutional Testing Program. Maksudnya adalah jenis TOEFL ini diadakan oleh sebuah lembaga atau pusat bahasa yang ada di sekolah maupun di Universitas untuk menguji kemampuan bahasa Inggris para peserta yang notabene adalah murid atau Mahasiswa dari Universitas tersebut. Disamping itu, jenis TOEFL ini hanya berlaku untuk lokal dalam hal pemanfaatannya dan cara mengikutinya. Pada TOEFL ITP terdapat beberapa skill atau kemampuan bahasa Inggris yang diujikan, meliputi: Listening, structure and written expression, reading. Ujian TOEFL ITP membutuhkan waktu selama 2 – 2,5 jam dengan score range 310 – 677.
2. CBT atau Computer-Based Test (yang sekarang juga sudah dihapus). Adalah jenis tes TOEFL yang berbasis pada komputer. Maksudnya adalah tes TOEFL ini menggunakan komputer sebagai sarana atau alat selama ujian berlangsung. TOEFL CBT merupakan jenis tes sebagai perkembangan dari TOEFL PBT yang pertama kali dikenal oleh masyarakat pada tahun 1998. Namun untuk saat ini TOEFL jenis ini sudah tidak diselenggarakan lagi, karena dinilai kurang valid dalam pelaksanaannya baik secara materi maupun skor yang didapat. Pada TOEFL CBT terdapat beberapa skill bahasa Inggris yang diujikan, diantaranya adalah Listening, reading and writing. Ujian pada TOEFL jenis ini berlangsung selama 2 – 2,5 jam. Mengenai rentang nilai pada TOEFL CBT berbeda dengan TOEFL PBT, yaitu 0 – 300.

3. IBT atau Internet-Based Test (Nah, kalau yang ini baru bisa Anda gunakan untuk melamar kerja dan/atau kuliah di luar negeri.) Merupakan tes TOEFL yang berbasis pada Internet atau dengan kata lain selama proses ujian berlangsung, internetlah yang menjadi sebuah sarana dalam penyelenggaraannya. Disamping itu, tes jenis ini juga menggunakan komputer sebagai media. Namun, dalam tes jenis ini terdapat koneksi internet yang membedakan dengan TOEFL CBT. TOEFL IBT adalah jenis TOEFL terbaru yang diluncurkan oleh ETS (Educational Testing Service) sebagai sebuah tes untuk menguji kemampuan masyarakat dunia dalam berbahasa Inggris. TOEFL IBT pertama kali dikeluarkan oleh ETS pada tahun 2005, namun pertama diberlakukan di Indonesia pada tahun 2006. Seperti halnya jenis TOEFL lainnya, dalam TOEFL IBT jug terdapat beberapa kemampuan (skill) yang diujikan, seperti halnya: Reading, Listening, Speaking dan Writing. TOEFL IBT berlangsung 4 jam dengan rentang skor sebanyak 0 – 120. 

Dari ketiga jenis diatas, yang digunakan oleh Taruna PKTJ adalah TOEFL ITP (Institutional Testing Program). Tiap pertemuannya, Taruna PKTJ dilatih untuk mencoba menjawab soal soal yang ada pada setiap Exercise-nya. Latihan menjawab TOEFL dilakukan secara bertahap dimulai dari:
1. Listening 
Dalam Sesi Listening terdapat 2-3 jenis percakapan dan 4-6 jenis kuliah/ceramah yang harus Anda simak, sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan berupa pilihan ganda. Anda harus menyimak detil penting, kesimpulan, intonasi, hingga kosakata bahasa. 

2. Reading
Pada Sesi Reading terdapat 4 – 6 teks tingkat universitas yang harus Anda baca dengan seksama, sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda. Tujuannya adalah agar Anda dapat memahami teks, gagasan utama, kosakata bahasa, kesimpulan, makna dan ragam retorika.

4. Speaking 
Sesi ini hanya terdapat pada jenis TOEFL iBT. Anda akan berbicara melalui mikrofon. Suara Anda akan direkam untuk didengarkan oleh penilai setelah selesai. Dua pertanyaan berupa topik umum, dimana Anda harus menggambarkan hal-hal yang Anda ketahui secara umum, seperti kota tempat tinggal Anda atau guru favorit misalnya. Dua pertanyaan berikutnya berupa ringkasan informasi dari teks yang Anda baca dan percakapan yang Anda dengar yang harus Anda buat. Jangan lupa tambahkan opini Anda. Dua pertanyaan berikutnya berupa ringkasan informasi dari percakapan pendek yang Anda dengar.

5. Writing 
Anda harus menulis dua esai pendek. Satu untuk opini Anda mengenai topik umum, seperti lebih enak tinggal dimana – kota atau desa dan mengapa? Satu lagi berupa ringkasan informasi dari teks dan ceramah/kuliah, dimana keduanya saling bersinggungan. Anda harus membandingkan dan membedakan, lalu memaparkan informasi yang berseberangan.

Adapun beberapa manfaat yang diperoleh setelah mengikuti Tes TOEFL menurut Indonesian International Education Foundation (IIEF), antara lain:
  • Digunakan untuk pendaftaran program short course dan non-degree program di negara-negara berbahasa Inggris.
  • Digunakan untuk pendaftaran ke program sarjana (S1) dan master di negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu.
  • Digunakan untuk pendaftaran dan penempatan dalam program kolaborasi internasional yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya.
  • Untuk mendaftar program beasiswa ke berbagai negara – sebagai seleksi awal.
  • Untuk tes masuk program berbahasa Inggris yang membutuhkan bukti kemampuan bahasa Inggris akademik di level sarjana (S1) atau diploma.
  • Untuk memonitor perkembangan kemampuan bahasa Inggris khususnya yang memerlukan kecakapan/keahlian dalam bahasa Inggris akademik.
Dengan demikian sangatlah penting bagi kita Taruna Transportasi calon Perwira Transportasi dalam mengikuti pembelajaran dan pelatihan tes TOEFL untuk menuju "Go International" .


Senin, 17 April 2017

ARTIKEL KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN

Tahukah kita bahwa keselamatan berkendaraan bertujuan untuk menurunkan korban kecelakaan lalu-lintas di jalan? Mengapa? Hal ini dikarenakan jumlah korban kecelakaan lalu lintas jauh lebih tinggi dari kecelakaan transportasi laut, kereta api dan udara. Yang lebih memprihatinkan lagi adalah data Kepolisian RI menyebutkan, keterlibatan sepeda motor mencapai sekitar 70% dari total kasus kecelakaan lalu lintas jalan.

Ditambah lagi dengan pertambahan jumlah kendaraaan bermotor roda-dua di Indonesia kini mencapai 24-30% dalam waktu satu tahun, dan tidak dibarengi dengan pembangunan infrastruktur yang memadai. Akibatnya potensi kecelakaan menjadi semakin besar (untuk roda dua, persentase kecelakaan lebih dari 67%, Dirjen Kementerian Perhubungan Darat di hadapan sekitar 40 peserta workshop tentang Keselamatan di Hotel Salak Bogor,  27-29 April 2010 oleh Bapak Suroyo Alimoeso, dan laporan Kapolri 29 Desember 2010, terjadi peningkatan angka kecelakaan dari tahu sebelumnya sebesar 1,04 % yaitu tahun 2009 sebanayak 59.164 kasus dan tahun 2010 sebanyak 61.606 kasus).
Oleh sebab itu adalah penting kita memperhatikan keselamatan dalam berkendaraan di jalan raya atau menggunakan jalan raya. Ketidak-disiplinan kita (faktor manusia) dalam mengendarai kendaraan atau menggunakan jalan juga merupakan penentu terjadinya kecelakaan, selain faktor kendaraan itu sendiri, kondisi alam/cuaca, dan infrastruktur jalannya. Yang jelas safety riding bukan satu-satunya cara untuk menyelesaikan permasalahan ini. Kita perlu banyak kerja untuk menurunkan kecelakaan lalu lintas ini diantaranya:

§  Infrastructure Design (Perencanaan Infrastruktur)

§  Vehicle Safety

§  Peraturan bagi Pengguna Jalan

§  Kampanye Keselamatan, dan

§  Advocacy Group (Kelompok Advokasi)
 
Dalam Undang Undang No. 22 tahun 2009 disebutkan bahwa lalu lintas dan angkutan jalan adalah satu kesatuan sistem lalu lintas yang didalamnya terdapat angkutan jalan (kendaraan), jaringan lalu lintas, prasarana (infrastruktur), kendaraan, pengemudi, pengguna jalan serta pengelolahanya.

Berikut adalah contoh informasi yang mudah mudahan bermanfaat bagi kita dimana tidak hanya safety riding saja yang menjadi faktor utama dari keselamatan dalam berkendaraan.


Perencanaan Infrastruktur (Infrastructure Design)

Istilah “desain” sebenarnya lebih luas daripada perencanaan (planning), karena desain bisa berarti sebuah seni/teknik terapan/rancangan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya yang memiliki proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru dengan cara yang kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata lainya. Adapun infrastruktur dari arus lalu lintas yang utama adalah jalan itu sendiri, kemudian tempat jalan kaki (trotoar), jogging track (jika ada), bicyclists,  simpangan atau bundaran dapat dijadikan alat untuk keselamatan di jalan. Misalnya, bagaimana sebuah jalan ini lebih enak dan nyaman bagi para penggunanya termasuk jarak pandang, pohon, penahan lampu, penerangan jalan, klasifikasi jalan, hidran, atau penempatan pembatas jalan.

Banyak jalan yang didesain melengkung (cembung) agar air saat hujan cepat segera menepi, namun ketika kita tidak merancang pembuangan air dengan baik, kubangan air (apalagi beserta lumpur) dapat juga menjadi pemicu sebuah kecelakaan dalam berkendara seperti jarak rem yang terlalu panjang sehingga kemudi kadang sulit dikendalikan. Slop jalan termasuk kemiringan jalan, penggunaan beton dan aspal menjadi sangat penting termasuk hydro-planning dan renacana penempatan rambu-rambu lalu lintas yang ada.

Keselamatan Kendaraan (Vehicle Safety)

Untuk menangani permasalahan keselamatan jalan dapat dilakukan melalui pendekatan 5 E (Engineering, Education, Enforcement, Encouragement, Emergency response).

1.     Engineering, pembinaan dan pembangunan infrastruktur jalan yang berkeselamatan

2.    Education, melalui pendidikan keselamatan jalan

3.    Encouragement, melalui pembinaan/dorongan untuk berperilaku selamat

4.    Enforcement, melalui Penegakan hukum yang konsisten;

5.    Emergency response melalui penanganan pada si korban kecelakaan yang tepat


Pemerintah juga telah mengeluarkan Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan (RUNK 2011-2035) dan telah ditindaklanjuti dengan Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2013 tentang program dekade aksi keselamatan jalan dengan target mewujudkan 5 (Lima) Pilar Aksi Keselamatan Jalan diantaranya:

Pilar I yaitu Manajemen Keselamatan Jalan, dengan koordinator Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, yang fokus kepada:

    1.     Penyelarasan dan Koordinasi Keselamatan Jalan;

    2.    Protokol Kelalulintasan Kendaraan Darurat;

    3.    Riset Keselamatan Jalan;

    4.    Survailans Cedera (Surveilance Injury) dan Sistem Informasi Terpadu;

    5.    Dana Keselamatan Jalan;

    6.    Kemitraan Keselamatan Jalan;

    7.     Sistem Manajemen Keselamatan Angkutan Umum;

    8.    Penyempurnaan Regulasi Keselamatan Jalan;

Pilar II yaitu Jalan yang berkeselamatan, dengan koordinator Menteri Pekerjaan Umum yang fokus kepada :

    1.     Badan jalan yang berkeselamatan

    2.    Perencanaan dan Pelaksanaan pekerjaan yang berkesalamatan;

    3.    Perencanaan dan Pelaksanaan Perlengkapan Jalan;

    4.    Penerapan Manajemen Kecepatan

    5.    Menyelenggarakan Peningkatan Standar Kelaikan Jalan yang berkeselamatan;

    6.    Lingkungan Jalan yang berkeselamatan;

    7.    Kegiatan tepi jalan yang berkeselamatan;

Pilar III yaitu Kendaraan yang Berkeselamatan, dengan koordinator Menteri Perhubungan yang fokus kepada:

    1.     Penyelenggaraan dan Perbaikan Prosedur Uji Berkala dan Uji Tipe;

    2.    Pembatasan Kecepatan pada Kendaraan;

    3.    Penanganan Muatan Lebih (Overloading);

    4.    Penghapusan Kendaraan (Scrapping);

    5.    Penetapan Standar Keselamatan Kendaraan Angkutan Umum;

Pilar IV yaitu Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan, dengan koordinator Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang fokus kepada:

    1.     Kepatuhan Pengoperasian Kendaraan;

    2.    Pemeriksaan Kondisi Pengemudi;

    3.    Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi; Peningkatan Sarana dan Prasarana Sistem Uji Surat Izin Mengemudi;

    4.    Penyempurnaan Prosedur Uji Surat Izin Mengemudi;

    5.     Pembinaan Teknis Sekolah Mengemudi;

    6.    Penanganan terhadap 5 (lima) Faktor Risiko Utama Plus;

    7.    Penggunaan Elektronik Penegakan Hukum;

    8.    Pendidikan Formal Keselamatan Jalan;

    9.    Kampanye Keselamatan;

Pilar V yaitu Penanganan Pra dan Pasca Kecelakaan, dengan koordinator Menteri Kesehatan yang fokus kepada:

     1.     Penanganan Pra Kecelakaan;

     2.    Penanganan Pasca Kecelakaan;

     3.    Penjaminan Korban Kecelakaan yang Dirawat di Rumah Sakit Rujukan; 

     4.    Pengalokasian Sebagian Premi Asuransi untuk Dana Keselamatan Jalan;

     5.    Riset Pra dan Pasca Kejadian Kecelakaan pada Korban.



BAGI PEMERINTAH

Mengoptimalkan kinerja pemangku transportasi yang terintegrasi dalam hal keselamatan jalan


BAGI ORGANISASI NON PEMERINTAH
    1.     Mengupayakan peningkatan kesadaran akan keselamatan jalan
    2.    Mengorganisir kegiatan publik yang aktif
    3.    Mempengaruhi (ikut memberikan pengaruh) dalam pembuatan dan perubahan peraturan-peraturan


BAGI PERUSAHAAN SWASTA
    1.     Meluncurkan kebijakan keselamatan di perusahaan masing-masing
    2.    Mendukung kampanye keselamatan di komunitas sekitar
    3.    Berkontribusi secara finansial dalam Dana Keselamatan Jalan


GENERASI MUDA
    1.    Berperan sebagai “Duta” / Pelopor keselamatan jalan
    2.    Bergabung dalam perkumpulan remaja yang positif
    3.    Ikut berperan dalam keselamatan jalan di sekitar sekolah


KORBAN KECELAKAAN
    1.     Berbagi pengalaman tentang konsekuensi kecelakaan lalu lintas jalan ;
    2.    Menjadi pembicara dalam kegiatan “Peringatan Hari Korban Kecelakaan Sedunia"
    3.    Mendukung organisasi non pemerintah




BAGI MEDIA
    1.    Berkomitmen untuk melaporkan pemberitaan dan tulisan lainnya tentang keselamatan jalan;
    2.    Melaporkan pemberitaan kecelakaan jalan yang dapat dipertanggung jawabkan;
    3.    Turut berperan dalam mengkampanyekan keselamatan jalan melalui media massa.

Kesimpulannya bahwa untuk mewujudkan keselamatan lalu lintas jalan Merupakan tanggung jawab bersama sehingga diperlukan koordinasi dan komitmen bersama baik antar pengambil kebijakan, organisasi pemerintah /non pemerintah, masyarakat maupun generasi muda. Kecelakaan lalu lintas dapat dicegah, kecelakaan lalu lintas bukanlah takdir semata.


Refrensi: https://dewagede96.blogspot.co.id/2016/03/artikel-keselamatan-lalu-lintas-jalan.html



Sabtu, 15 April 2017

Esai Keselamatan Transportasi Jalan "Peran Generasi Muda dalam Mewujudkan Zero Accident"

Batalyon PKTJ Mempersembahkan Tiga Esai Terbaik Taruna MKTJ B Muda Semester 2

 

 Dalam mensukseskan program Batalyon PKTJ dibidang pendidikan dan untuk mempertajam sikap analisis Taruna PKTJ, Batalyon PKTJ mempersembahkan tiga esai terbaik dari Taruna Muda kelas MKTJ A Semester 2 yang bertemakan "Peran Generasi Muda dalam Mewujudkan Zero Accident", antara lain:
1. M. Zaki "Zero Accident Taruna Perhubungan"
2. Akhmad Bustomi "Wujudkan Indonesia Selamat"
3. Cahya Putra Dinata "Kampanye sebagai Pestisida Kecelakaan di Jalan Raya"
Berikut merupakan esai terbaik yang dapat dilihat, sebagai berikut:


1. ZERO ACCIDENT TARUNA PERHUBUNGAN 
Kecelakaan adalah suatu peristiwa dimana terdapat korban dan menyebabkan kerugian baik kerugian secara material ataupun kerugian secara fisik. Di negara Indonesia angka kematian akibat kecelakaan tercatat lebih tinggi dibanding kematian akibat penyakit, bahkan kematian yang terjadi akibat kecelakaan di jalan raya saat ini di dominasi oleh usia produktif yaitu 16-30 tahun.
Berdasarkan data Polri, jumlah kecelakaan lalu lintas di indonesia pada tahun 2015 tercatat mencapai 98,970 kejadian dengan korban meninggal mencapai 26,495. Dengan demikian jika dihitung rata-rata maka setiap hari nya terdapat 72 orang tewas akibat kecelakaan lalu lintas.
Ada banyak hal yang menyebabkan kecelakaan. Antara lain :
1.    Kondisi tubuh yang terlalu lemah
2.    Kelebihan kapasitas angkut
3.    Kondisi tubuh yang sedang sakit
4.    Kondisi kendaraan yang sudah tidak layak pakai
5.    Menggunakan telpon saat berkendara
6.    Tidak disiplin dalam mematuhi rambu lalu lintas
7.    Tidak menghargai pengguna jalan lain
Selain beberapa faktor tersebut faktor penyebab kecelakaan yang lain adalah kelalaian dari pengguna jalan lain. Ada beberapa faktor pencegah terjadi nya kecelakaan, menurut pasal 226 uu no 22 tahun 2009 ttg lalin:
1.    Untuk penecagahan kecelakaan lalu linta dilaksanakan melalui
       a.partisipasi para pemangku kepentingan
       b.pemberdayaan masyarakat
       c.penegakan hukum
       d.kemitraan global
2.    Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan pola penahapan yang meliputi program jangka pendek! jangka menengah dan jangka panjang.
3.    Penyusunan program pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas dilakukan oleh forum Lalu Lintas dan angkutan jalan di bawah koordinasi Kepolisian negara republik indonesia.
Oleh karena itu sebagai pengguna jalan yang cerdas kita harus mematuhi peraturan lalu lintas dan tetap berhati-hati dalam berkendara agar tercipta suatu berkendara yang aman dan nyaman. Selain itu ada beberapa faktor pencegah terjadi nya kecelakaan.


2. WUJUDKAN INDONESIA SELAMAT
Akhir-akhir ini kita sering mendengar berita kecelakaan lalu lintas di Indonesia baik melalui media elektronik maupun media cetak. Kecelakaan lalu lintas adalah sesuatu yang sangat sering terjadi di sekitar kita.  Kecelakaan tidak hanya dapat terjadi akibat kelalaian kita saja, namun bisa juga karena kelalaian orang lain yang sama-sama menggunakan jalan umum yang sama dengan kita. Akhir akhir ini juga banyak pemuda indonesia yang meninggal dunia di usia yang sangat muda karena kecelakaan lalu lintas, Faktanya Indonesia menjadi negara ketiga di Asia di bawah Tiongkok dan India dengan total 38.279 total kematian akibat kecelakaan lalu lintas di tahun 2015. Meskipun Indonesia secara data memang menduduki peringkat ketiga namun dilihat dari presentase statistik dari jumlah populasi, Indonesia menduduki peringkat pertama dengan angka kematian 0,015 persen dari jumlah populasi di bawah Tiongkok dengan presentase 0,018 persen dan India 0,017 persen. Melihat besarnya angka kematian akibat kecelakaan di indonesia maka dari itu kita sebagai generasi muda bangsa Indonesia harus berusaha mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan yang mungkin disebabkan oleh kelalaian diri kita serta mengajak orang lain untuk turut serta menciptakan kondisi berlalu lintas yang aman demi kebaikan bersama.
Beberapa hal yang sering menyebabkan kecelakaan lalu lintas biasanya kurang siapnya pengendara ketika sebelum atau sudah di lalu lintas. Contohnya adalah kurangnya pengecekan kendaraan sebelum di gunakan, kurangnya istirahat ketika akan berkendara, tidak taat dengan rambu-rambu yang ada dan masih banyak lainya.
Oleh karena itu kita sebagai generasi muda harus menanggulangi hal tersebut guna mengurangi, mencegah dan menghilangkan kecelakaan di lalu lintas. Caranya adalah dengan memulai dari diri kita  sendiri mulai dari hal kecil yaitu menaati aturan di lalu lintas dan memberikan contoh perilaku lalu lintas kepada pengguna jalan lainya, jika itu sudah baru kita memberikan pengarahan kepada masyarakat mulai dari usia dini dengan cara sosialisasi keselamatan, kampanye keselamatan dan membuat poster atau selebaran tentang keselamatan di lalu lintas untuk di tempel di titik titik tertentu supaya masyarakat lebih tahu lagi pentingnya keselamatan di lalu lintas dan akhirnya terciptalah Zero Accident.


3. KAMPANYE SEBAGAI PESTISIDA KECELAKAAN DI JALAN RAYA
Dari seluruh kecelakaan yang terjadi di jalan raya, faktor kelalaian manusia dalam berkendara (human error) memiliki kontribusi paling tinggi, yaitu mencapai (80-90)%. Sisanya merupakan faktor dari ketidaklaikan sarana kendaraan (5-10)% dan kerusakan infrastruktur jalan (10-20)%. Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, Kamis (17/2) di bundaran HI, Jakarta. Human error merupakan salah satu faktor dari kecelakaan yang terjadi di jalan raya, dimana hal tersebut disebabkan oleh pengguna jalan itu sendiri. Ada beberapa faktor penyebab human error, antara lain adalah pengetahuan yang tidak memadai, kurangnya pendidikan dan pelatihan, kurangnya imajinasi/tinjauan ke masa depan, kurangnya wibawa dalam mengambil keputusan, kepercayaan/ketergantungan pada pihak lain, ketidaktahuan, kelalaian, kecerobohan dan kurangnya kemampuan untuk berkomunikasi. Menurut saya hal yang bisa dilakukan kita sebagai generasi muda yang peduli akan keselamatan perlu mengadakan kampanye keselamatan jalan kepada pengguna jalan tentang human error untuk mewujudkan terciptanya “ZERO ACCIDENTS”.
Kampanye keselamatan jalan yaitu suatu kegiatan penyampaian pesan yang terencana dan dilakukan oleh organisasi atau kelompok tertentu dan dalam waktu tertentu dengan tujuan dapat memberi efek terhadap masyarakat atau audience mengenai keselamatan jalan. Jadi sistematis pelaksanannya yaitu kita mengumpulkan masyarakat pengguna jalan disuatu tempat kemudian kita memberikan pembekalan berupa kuliah umum dengan materi seputar keselamatan di jalan raya. Materi tersebut dapat kita peroleh dari UU No.22 Tahun 2009. Dengan mengadakan kampanye keselamatan jalan, kita dapat berbagi pengetahuan kepada masyarakat tentang keselamatan jalan berdasarkan isi UU No.22 Tahun 2009. Dari mulai peraturan yang harus dipatuhi pengguna jalan, penanggung jawab atas terjaminnya keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, pengkajian masalah keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan serta manajemen keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan. Sehingga masyarakat memiliki bekal pengetahuan yang memadai untuk menjadi pengguna jalan yang cerdas. Jika hal itu terwujud, maka kita dapat meminimalisir kecelakan di jalan raya yang disebabkan oleh human error dalam rangka mewujudkan “ZERO ACCIDENTS”.
Menyadarkan pengguna jalan agar sadar akan pentingnya keselamatan jalan tentu bukanlah hal yang mudah apalagi hal ini menyangkut banyak orang dengan jenis kesibukan yang berbeda-beda. Penyebab kecelakaan yang terjadi di jalan raya, baik kecelakaan ringan, sedang maupun berat tidak luput dari peran serta semua pihak. Oleh karena itu, dibutuhkan peran dan partisipasi dari banyak pihak untuk mewujudkan terciptanya “ZERO ACCIDENTS”.

Jumat, 14 April 2017

Batalyon Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan mengucapkan "Selamat Hari Raya Kuningan"


Batalyon Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan mengucapkan "Selamat Hari Raya Kuningan" yang merupakan bagian dari rangkaian Hari Raya Galungan dalam Hindu, yang jatuh pada 10 hari setelah Galungan, yaitu pada Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Kuningan. Kata Kuningan memiliki makna “kauningan” yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi agar terhindar dari mara bahaya.


Makna Kuningan

Dikutip dari Bhagawan Dwija mengatakan makna dari Kuningan adalah mengadakan janji/pemberitahuan/nguningang baik kepada diri sendiri, maupun kepada Ida Sanghyang Parama Kawi, bahwa dalam kehidupan kita akan selalu berusaha memenangkan dharma dan mengalahkan adharma (antara lain bhuta dungulan, bhuta galungan dan bhuta amangkurat).

Pada Hari Raya Kuningan banten atau sesajen pada setiap desa belum tentu sama, karena memang banten itu beraneka ragam versinya. Tapi umumnya pada hari Raya Kuningan menggunakan upakara sesajen yang berisi simbul tamiang dan endongan, di mana makna tamiang memiliki lambang perlindungan dan juga juga melambangkan perputaran roda alam.

Endongan maknanya adalah perbekalan. Bekal yang paling utama dalam mengarungi kehidupan adalah ilmu pengetahuan dan bhakti (jnana). Sementara senjata yang paling ampuh adalah ketenangan pikiran. Sarana lainnya, yakni ter dan sampian gantung. Ter adalah simbol panah (senjata) karena bentuknya memang menyerupai panah. Sementara sampian gantung sebagai simbol penolak bala.


Mengenai waktu persembahyangan pada Hari Raya Kuningan, Bhagawan Dwija menjelaskan pada Hari Raya Kuningan, Ida Sanghyang Widhi Wasa memberkahi dunia dan umat manusia sejak jam 00 sampai jam 12. Jadi di saat itu sangat tepat kita datang menyerahkan diri kepada-Nya mohon perlindungan. Kenapa batas waktu sampai jam 12 siang, dikarenakan energi alam semesta (panca mahabhuta : pertiwi, apah, bayu, teja, akasa) bangkit dari pagi hingga mencapai klimaksnya di bajeg surya (tengah hari). Setelah lewat bajeg surya disebut masa pralina (pengembalian ke asalnya) atau juga dapat dikatakan pada masa itu energi alam semesta akan menurun dan pada saat sanghyang surya mesineb (malam hari) adalah saatnya beristirahat (tamasika kala).

Pada Hari Raya Kuningan juga dibuat nasi kuning sebagai lambang kemakmuran dan dihaturkan sesajen-sesajen sebagai tanda terimakasih dan suksmaning idep kita sebagai manusia  menerima anugerah dari Sang Hyang Widhi.

Dapat diambil kesimpulan melalui perayaan Hari Raya Kuningan inilah kita ingatkan untuk selalu ingat menyamabraya, meningkatkan persatuan dan solidaritas sosial, dan umat diharapkan selalu ingat kepada lingkungan sehingga tercipta harmonisasi alam semesta beserta isinya serta tidak lupa akan ingat mengucap syukur kepada Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala karunia-Nya.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk semeton. Jika terdapat penjelasan yang kurang lengkat atau kurang tepat mohon dikoreksi bersama. Suksma…

(Sumber: Berbagai Sumber)


Survei Inventarisasi Jalan Kelas MKTJ C

Dalam rangka mendapatkan pembelajaran secara nyata, kelas MKTJ   C semester I I mengadakan surve i secara langsung ke lapa...